Wednesday 7 October 2015

Pertemuan Pertama



Untuk seseorang yang sudah menemani hari ini. Untuk seseorang yang membuat tawa di setiap obrolan. Untuk seseorang yang telah berhasil membuat jantung berdetak dengan cepat. Selamat malam, kamu!

Baru beberapa jam kita berpisah, tapi aku masih saja terbayang akan pertemuan kita hari ini. Tidak pernah terfikir bahwa kamu akan menemuiku di sini. Tidak pernah terbayang, seseorang yang hanya bisa dilihat dari sebuah foto, seseorang yang hanya bisa dibayangkan dalam benak, kini ia berdiri di hadapanku. Begitu jelas mata memandang dan sekejap mataku tidak berkedip sedikitpun. Aku masih belum percaya, ini jelas tapi seperti mimpi. 

Kita menyusuri jalan sambil mengobrol hal-hal yang memang tidak begitu penting, dan aku masih juga belum mempercayai sosok orang yang sedang berbicara ini. Sesekali aku mencuri waktu untuk melihatmu, menyakinkan kembali kepada diriku sendiri, apakah ini nyata ? Huft. Memang benar.

Singkat cerita kita tiba di suatu mall. Kamu mengajak aku untuk menonton film. Tapi ternyata, jadwal film hari ini begitu sangat membosankan. Akhirnya kamu mengajak aku untuk pergi ke tempat saudaramu. Sebelum menuju ke rumahnya, kita berhenti untuk membeli buah tangan untuk mereka. Terutama untuk si kembar. Bisa dibilang mereka adalah keponakanmu.

Sesampainya di sana, aku cukup gugup. Melihat kenyataannya bahwa aku memang kurang akrab dengan anak-anak. Kamu memaklumi itu dan menyakinkanku untuk jangan takut gaje menghadapi mereka. Dan ternyata benar, aku benar-benar belum bisa mengakrabkan diri kepada mereka. Mungkin mereka heran, siapa wanita misterius ini. Aku cukup kagum melihat sikapmu memperlakukan mereka. Begitu juga sebaliknya. Mereka begitu manja terhadapmu.

Kita pamit dan melanjutkan perjalanan. Kita berhenti di suatu tempat. Di sana kita duduk bersama, memesan kopi bersama, dan mengobrol lebih banyak lagi. Dari cerita semasa SMA, cerita hobi olahraga, sampai cerita keinginanmu untuk melanjutkan studi. Begitu tenang saat mendengarkan ia berbicara, dua mata yang begitu serius menatap, membuat aku kebingungan untuk membalas tatapannya. Tanpa sadar langit pun sudah gelap dan kita bergegas untuk pulang.

Aku tidak menceritakan begitu detail di sini. Aku hanya merekam setiap moment yang telah kita lewati di dalam ingatanku. Aku menyadari, ini memang bukan mimpi. Begitu senangnya hari ini terlebih kamu memberikan aku sebuah bunga mawar dan cokelat. Katamu, "Selamat wisuda dan salam kenal yaaa" dan kitapun bersalaman sebagai tanda awal perkenalan kita ^^
Aku sedikit tidak percaya, saat kamu berkata bahwa aku adalah orang pertama yang kamu beri bunga. Mendengar hal itu aku semakin tidak terarah, melayang, dan menari-nari dalam kebahagiaan.

Aku ingin mengucapkan terima kasih untukmu. Terima kasih sudah membuat aku tidak percaya, terima kasih telah membuat gugup dan salah tingkah, terima kasih telah menunjukkan senyuman yang aku nanti-nantikan sejak dulu, terima kasih telah menyadarkan kembali bagaimana rasanya menjadi wanita seutuhnya. Terima kasih juga sudah membuat aku lupa, bahwa hari ini adalah hari peringatan aku sudah menyendiri selama 3 tahun, dan aku sama sekali tidak merasakan kesedihan.

Terakhir, aku berharap semoga suatu saat nanti kita masih diizinkan untuk bertemu. Entah bertemu dalam mimpi ataupun dalam nyata.
Entah di tempat dan suasana yang berbeda, atau tidak sama sekali :))





Malam ini turun hujan. 
Hujan dengan segala keajaibannya, mampu membuat manusia terbayang dalam ingatan. 
Dan aku terkenang DIA tiba-tiba ^^





Pertemuan Pertama



Untuk seseorang yang sudah menemani hari ini. Untuk seseorang yang membuat tawa di setiap obrolan. Untuk seseorang yang telah berhasil membuat jantung berdetak dengan cepat. Selamat malam, kamu!

Baru beberapa jam kita berpisah, tapi aku masih saja terbayang akan pertemuan kita hari ini. Tidak pernah terfikir bahwa kamu akan menemuiku di sini. Tidak pernah terbayang, seseorang yang hanya bisa dilihat dari sebuah foto, seseorang yang hanya bisa dibayangkan dalam benak, kini ia berdiri di hadapanku. Begitu jelas mata memandang dan sekejap mataku tidak berkedip sedikitpun. Aku masih belum percaya, ini jelas tapi seperti mimpi. 

Kita menyusuri jalan sambil mengobrol hal-hal yang memang tidak begitu penting, dan aku masih juga belum mempercayai sosok orang yang sedang berbicara ini. Sesekali aku mencuri waktu untuk melihatmu, menyakinkan kembali kepada diriku sendiri, apakah ini nyata ? Huft. Memang benar.

Singkat cerita kita tiba di suatu mall. Kamu mengajak aku untuk menonton film. Tapi ternyata, jadwal film hari ini begitu sangat membosankan. Akhirnya kamu mengajak aku untuk pergi ke tempat saudaramu. Sebelum menuju ke rumahnya, kita berhenti untuk membeli buah tangan untuk mereka. Terutama untuk si kembar. Bisa dibilang mereka adalah keponakanmu.

Sesampainya di sana, aku cukup gugup. Melihat kenyataannya bahwa aku memang kurang akrab dengan anak-anak. Kamu memaklumi itu dan menyakinkanku untuk jangan takut gaje menghadapi mereka. Dan ternyata benar, aku benar-benar belum bisa mengakrabkan diri kepada mereka. Mungkin mereka heran, siapa wanita misterius ini. Aku cukup kagum melihat sikapmu memperlakukan mereka. Begitu juga sebaliknya. Mereka begitu manja terhadapmu.

Kita pamit dan melanjutkan perjalanan. Kita berhenti di suatu tempat. Di sana kita duduk bersama, memesan kopi bersama, dan mengobrol lebih banyak lagi. Dari cerita semasa SMA, cerita hobi olahraga, sampai cerita keinginanmu untuk melanjutkan studi. Begitu tenang saat mendengarkan ia berbicara, dua mata yang begitu serius menatap, membuat aku kebingungan untuk membalas tatapannya. Tanpa sadar langit pun sudah gelap dan kita bergegas untuk pulang.

Aku tidak menceritakan begitu detail di sini. Aku hanya merekam setiap moment yang telah kita lewati di dalam ingatanku. Aku menyadari, ini memang bukan mimpi. Begitu senangnya hari ini terlebih kamu memberikan aku sebuah bunga mawar dan cokelat. Katamu, "Selamat wisuda dan salam kenal yaaa" dan kitapun bersalaman sebagai tanda awal perkenalan kita ^^
Aku sedikit tidak percaya, saat kamu berkata bahwa aku adalah orang pertama yang kamu beri bunga. Mendengar hal itu aku semakin tidak terarah, melayang, dan menari-nari dalam kebahagiaan.

Aku ingin mengucapkan terima kasih untukmu. Terima kasih sudah membuat aku tidak percaya, terima kasih telah membuat gugup dan salah tingkah, terima kasih telah menunjukkan senyuman yang aku nanti-nantikan sejak dulu, terima kasih telah menyadarkan kembali bagaimana rasanya menjadi wanita seutuhnya. Terima kasih juga sudah membuat aku lupa, bahwa hari ini adalah hari peringatan aku sudah menyendiri selama 3 tahun, dan aku sama sekali tidak merasakan kesedihan.

Terakhir, aku berharap semoga suatu saat nanti kita masih diizinkan untuk bertemu. Entah bertemu dalam mimpi ataupun dalam nyata.
Entah di tempat dan suasana yang berbeda, atau tidak sama sekali :))





Malam ini turun hujan. 
Hujan dengan segala keajaibannya, mampu membuat manusia terbayang dalam ingatan. 
Dan aku terkenang DIA tiba-tiba ^^