Friday 22 September 2017

Tetap Tepat



Hati saja sudah tidak mengerti
apakah menetap sama dengan menepati?




Bandung
Penghujung malam, sepi, sunyi.

Monday 4 September 2017

Untuk Kamu


Dengan pikiran yang terus mengulang kembali segala hal tentang dirimu, sekiranya inilah perasaan yang telah saya rangkai dalam ruang kertas dan kata :

"Tolong Jangan Benci Saya"

Ketika saya putuskan untuk mengakhiri semuanya, saya pun bingung. Siapa yang sebenenarnya salah atau siapakah yang dianggap benar.
Saya tidak pernah mengganggu hidupmu yang sekarang, saya malah justru menghindar dan menghilang agar kamu tidak mengetahui kabar saya lagi. 

Tapi mengetahui bahwa saya telah diasingkan olehmu di dunia ini, membuat saya bertanya
"Apa salah saya?"
Mengapa kita tidak bisa saling melihat dari kejauhan tanpa harus bertengkar hebat dalam diam?
Jujur, saya tidak mau kita seperti ini. Bukan pula saya ingin kembali, namun rasanya sedih bila diasingkan seperti ini. 

Namun, jika memang ini yang kamu mau, saya akan selalu mengikuti apa yang kamu lakukan. Saya tidak pernah meminta untuk kamu kembali atau tetap tinggal dengan saya. Sayapun sudah bahagia dengan keadaan saya sekarang. Tanpamu saya bisa dan semuanya baik-baik saja.

Saya harap jika memang kamu benar-benar melakukan ini kepada saya, tolong jangan pernah lagi kembali dan mengusik dunia saya. 

Sekian dan saya ucapkan terima kasih.



Dari saya,
Yunda.


Tetap Tepat



Hati saja sudah tidak mengerti
apakah menetap sama dengan menepati?




Bandung
Penghujung malam, sepi, sunyi.

Untuk Kamu


Dengan pikiran yang terus mengulang kembali segala hal tentang dirimu, sekiranya inilah perasaan yang telah saya rangkai dalam ruang kertas dan kata :

"Tolong Jangan Benci Saya"

Ketika saya putuskan untuk mengakhiri semuanya, saya pun bingung. Siapa yang sebenenarnya salah atau siapakah yang dianggap benar.
Saya tidak pernah mengganggu hidupmu yang sekarang, saya malah justru menghindar dan menghilang agar kamu tidak mengetahui kabar saya lagi. 

Tapi mengetahui bahwa saya telah diasingkan olehmu di dunia ini, membuat saya bertanya
"Apa salah saya?"
Mengapa kita tidak bisa saling melihat dari kejauhan tanpa harus bertengkar hebat dalam diam?
Jujur, saya tidak mau kita seperti ini. Bukan pula saya ingin kembali, namun rasanya sedih bila diasingkan seperti ini. 

Namun, jika memang ini yang kamu mau, saya akan selalu mengikuti apa yang kamu lakukan. Saya tidak pernah meminta untuk kamu kembali atau tetap tinggal dengan saya. Sayapun sudah bahagia dengan keadaan saya sekarang. Tanpamu saya bisa dan semuanya baik-baik saja.

Saya harap jika memang kamu benar-benar melakukan ini kepada saya, tolong jangan pernah lagi kembali dan mengusik dunia saya. 

Sekian dan saya ucapkan terima kasih.



Dari saya,
Yunda.