Sunday 28 June 2015

Kepada Pemilik Kartu Nama




Bagaimanapun, aku sering berpikir bahwa sejauh dan sedalam apapun kita jatuh cinta, lebih banyak lagi hal-hal yang menjadikan kita tidak bisa bersama seutuhnya. Kita bukanlah kita yang kamu dan aku menjadi satu. Kita adalah kita dalam rangkaian cerita itu. Jangan kira aku tidak ingin memilikimu sepenuhnya. Tapi, aku terlalu takut untuk menjadikan diriku sebagai satu-satunya. Karena aku tau, kamu belum ingin memenangkan aku dalam hatimu. 

Kadang terpikir seperti apa rasanya dicintai utuh olehmu, tanpa tapi, tanpa jeda, dan tanpa mengeluh. Mungkin, aku akan bahagia. Tapi, Tuhan punya rencana lain. Tuhan belum mengizinkan atas semua pengharapan ini. Mungkin. 





Sesungguhnya aku melepaskanmu karena terpaksa. 
Ya, kamu tidak akan memahami ini semua. 
Aku saja tidak mampu memahami keputusanku, apalagi kamu. 






Sunday 14 June 2015

Setelah Ini Apa ?




*** untuk kita menggapai puncak ***




Sudah beberapa minggu ini, pikiran saya terpecah-belah oleh keadaan. Keadaan membuat semua menjadi kacau balau. Setiap hari waktu terhitung selama 24 jam. Namun, tidak untuk sekarang. Saya pikir, saya kurang terhadap waktu yang diberikan. Jam bergerak cepat menjauhi angka. Menit berlarian seakan dikejar tanpa henti. Saya lelah, bisakah saya menambah waktu lebih lama lagi ?

Ini baru permulaan. Masih akan banyak sekali hal-hal di luar dugaan yang harus dihadapi. Mungkin hanya kata "sabar" yang bisa menguatkan diri. Sabar menjalani proses sampai akhir. Sabar menjalani rintangan yang bertubi-tubi. 





Setelah ini apa ? . . . . .





Kepada Pemilik Kartu Nama




Bagaimanapun, aku sering berpikir bahwa sejauh dan sedalam apapun kita jatuh cinta, lebih banyak lagi hal-hal yang menjadikan kita tidak bisa bersama seutuhnya. Kita bukanlah kita yang kamu dan aku menjadi satu. Kita adalah kita dalam rangkaian cerita itu. Jangan kira aku tidak ingin memilikimu sepenuhnya. Tapi, aku terlalu takut untuk menjadikan diriku sebagai satu-satunya. Karena aku tau, kamu belum ingin memenangkan aku dalam hatimu. 

Kadang terpikir seperti apa rasanya dicintai utuh olehmu, tanpa tapi, tanpa jeda, dan tanpa mengeluh. Mungkin, aku akan bahagia. Tapi, Tuhan punya rencana lain. Tuhan belum mengizinkan atas semua pengharapan ini. Mungkin. 





Sesungguhnya aku melepaskanmu karena terpaksa. 
Ya, kamu tidak akan memahami ini semua. 
Aku saja tidak mampu memahami keputusanku, apalagi kamu. 






Setelah Ini Apa ?




*** untuk kita menggapai puncak ***




Sudah beberapa minggu ini, pikiran saya terpecah-belah oleh keadaan. Keadaan membuat semua menjadi kacau balau. Setiap hari waktu terhitung selama 24 jam. Namun, tidak untuk sekarang. Saya pikir, saya kurang terhadap waktu yang diberikan. Jam bergerak cepat menjauhi angka. Menit berlarian seakan dikejar tanpa henti. Saya lelah, bisakah saya menambah waktu lebih lama lagi ?

Ini baru permulaan. Masih akan banyak sekali hal-hal di luar dugaan yang harus dihadapi. Mungkin hanya kata "sabar" yang bisa menguatkan diri. Sabar menjalani proses sampai akhir. Sabar menjalani rintangan yang bertubi-tubi. 





Setelah ini apa ? . . . . .