Wednesday 31 December 2014

Happy New Year ^^



HABBY NYU YER 2K15 




Resolusi Pribadi Mahasiswa Tingkat Akhir Tahun 2K15 :

Januari : Dapet bahan buat judul pendamping - ACC judul KTI yang diajuin
Februari : Dapet pembimbing yang diinginkan - persiapan Seminar Judul sampai BAB III
Maret : Dapet tempat PKL dan anggota kelompok yang sesuati (sesuai hati) ^^
April - Mei - Juni : Mulai penelitian dan dapet hasil yang diinginkan !!!!
Juli : Persiapan penyusunan BAB IV - BAB V dan Persiapan sidang kompre kemudian dinyatakan LULUS
Agustus : Yudisium
September : Pake toga !!!

Semoga tulisan diatas bukan hanya sekadar omdo. Semoga saya bisa berkomitmen dengan apa yang sudah saya tuliskan diatas. Saya berharap kepada pembaca setia blog saya juga mendoakan resolusi komitmen saya berjalan dengan lancar AMIN YA ROBBAL ALAMIN.
Semoga saya selalu dikelilingi oleh semangat yang menggebu-gebu 

Sekarang pertanyaannya adalah 
"apa komitmen kamu di tahun 2K15 ?"





Tuesday 30 December 2014

Ciat Ciat Ciat Untuk Kita :))



Mungkin hampir semua isi orang didalam kelas lupa, bahwa hari ini adalah hari terakhir kegiatan belajar mengajar di semester 5 selesai. Bukan hanya selesai dan akan berlanjut di semester selanjutnya, tapi tidak akan ada lagi KBM yang dilaksanakan di kelas ini. Tidak ada lagi bangku-bangku yang tersusun rapi. Tidak ada lagi ketidakpastian menunggu dosen yang tak kunjung datang. Tidak ada lagi buku absen yang berjalan. Tidak ada lagi kebosanan yang melanda disaat jam mata kuliah tak kunjung selesai. Tidak ada lagi jeritan teman yang menagih uang untuk membayar bahan kuliah yang difotocopy. Tidak ada lagi teman yang memakan uduk di kelas. Tidak ada lagi traktiran bakso bakar. Tidak ada lagi keisengan dan kegajean teman-teman kelas. Tidak ada lagi yang meributkan remote AC. Tidak ada lagi uab-uab yang membuat jengkel ketika menghirupnya. Tidak ada lagi duduk berkelompok. Tidak ada lagi diskusi yang membuat kepalaku pecah. Tidak ada lagi presentasi yang menguras tenaga dan pikiran. Tidak ada lagi rasa kantuk yang melanda saat dosen menjelaskan. Tidak ada lagi keseriusan saat memperhatikan dosen berdiri didepan. Tidak ada lagi bergurau dan bercanda dengan teman sebelah. Dan tidak akan ada lagi semua yang sudah kita lakukan selama ini. Semua tidak ada lagi. Semua bergerak maju, seakan semuanya pergi tanpa pamit.

Sebentar lagi kita akan sama-sama berjuang menghadapi Ujian Akhir Semester. Setelah itu sedikit demi sedikit kita akan memasuki gerbang KTI yang sudah sejak lama aku mewanti-wanti sekali penantian ini.
Aku percaya, bahwa kekuatan itu ada. Aku percaya, kita semua bisa melewati rintangan itu dalam keadaan apapun. Dengan usaha, dengan doa, dan dengan kesolidaritasan kita, aku yakin kita semua akan sukses bersama-sama.
Semangatlah teman, karena kamu tidak sendirian.




Aku sedang berhayal saat kita berfoto bersama memakai topi toga
Aku menantikan saat-saat itu . . .





Sunday 28 December 2014

Untuk Kakak Koki ^^


Aku sedang mengingat seseorang yang dulu pernah ada didalam keseharianku. Seseorang yang pernah menyelinap masuk kedalam otakku bahkan hatiku. "Kakak koki", begitulah panggilan yang aku ciptakan saat memanggil dirinya. Dan dia juga menciptakan panggilan saat memanggilku dengan sebutan "Mba". Sampai saat ini aku tidak mengetahui apa alasanmu memanggilku dengan sebutan itu, padahal umur kita tidak berbeda. 

Aku sedih, kini sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan pesan satu sama lain. Sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan foto selfie yang begitu narsis. Dan sudah hampir 2 bulan juga kamu tidak lagi mengganggu rutinitasku. Aku merasa kehilangan saat mengetahui bahwa kamu sudah tidak lagi menggangguku, walaupun kerap aku begitu kesal meladenimu. Apa kabar kamu, kakak koki ? Apa kamu baik-baik saja ? Apa kamu masih mengingat aku ? Aku benar-benar rindu padamu.

Awalnya aku menghiraukan kehilanganmu, aku benar-benar tidak peduli saat itu. Aku menyadari, dulu kamu memang bukan prioritas utamaku, tapi kini aku malah sibuk mencari kabarmu. Hmm, berbicara tentangmu, aku jadi ingin bercerita bagaimana dulu kita berkenalan. Kita diperkenalkan oleh teman SMA ku yang kini menjadi pacar sahabatmu. Awalnya aku tidak mengira jika akan seperti ini, karena aku bukan tipe yang hanya bisa berkenalan dan jatuh cinta melalui tulisan. Tanpa melihat mata dan tanpa bercakap langsung. 

Aku mengingat betul bagaimana dulu aku begitu dingin saat pertama kali kamu mengirimkan bbm padaku. Kita berkenalan dan memulai mengenali satu persatu. Aku baru tahu, bahwa keberadaanmu di Bogor melakukan rutinitas sebagai koki. Jujur saja, baru kali ini aku diperkenalkan dengan sosok laki-laki yang jago masak bahkan sampai dengan sebutan "koki". Saat mendengar bahwa kamu koki, aku begitu tertarik untuk mengenalmu lebih jauh. Dan asal kamu tahu, yang ada didalam pikiranku adalah, aku akan selalu bahagia dimasakkan olehmu, aku tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk membeli makanan. Sungguh lamunan yang begitu konyol bukan ? Walaupun aku juga sudah jujur padamu bahwa aku tidak sama sekali menggemari masak. Mungkin saat mendengar itu kamu merasakan ilfeel yang luar biasa atau bahkan kamu langsung memblock namaku dari daftar nama wanita idaman mertua. Selain itu aku juga baru tahu bahwa kamu adalah seseorang yang hanya merantau ke kota orang. Kamu berdomisili di Bandar Lampung, ya disini dikotaku. 

Singkat cerita, aku sudah mulai mencair dengan suasana yang kamu buat. Setiap hari kamu menyuapkan kalimat-kalimat gombal kepadaku. Yaaa, memang disetiap pernyataanmu aku selalu malas meladenimu, tapi kejujuran tidak pernah bisa berbohong, bahwa aku senang. Selain itu, kamu selalu meminta foto selfieku. Entah disaat pagi hari, saat aku baru bangun dari tidur, dan entah saat aku sedang melakukan aktivitas lainnya. Dan tanpa aku minta, kamu juga sering mengirimkan aku foto selfiemu. Sesekali aku melihat,ternyata  kamu begitu manis saat tersenyum. Akan lebih manis lagi, apabila aku bisa melihat langsung senyum itu.

Kamu pernah bertanya kepadaku tentang keahlianku dalam hal memasak. Aku pun menjawab bahwa aku memang pencinta makanan tetapi aku tidak jago dalam hal memasak. Saat mendengar jawabanku tersebut, kamu kembali bertanya, "Bukankah seorang perempuan harus bisa memasak ? Bagaimana bisa dicintai pasangan, jika memasakpun kamu tidak bisa". Pertanyaan yang kamu tanyakan saat itu begitu menampar hatiku. Dan akupun menjawab dengan tegas bahwa "Aku memang tidak bisa memasak, tapi aku punya cara tersendiri untuk dicintai oleh pasanganku kelak". Kamu tertawa dan tersenyum kecil saat itu, aku mengartikan semuanya dengan emote yang kamu kirimkan padaku. Kamu bilang "bisa aja", yaaaa aku bisa saja melakukan apapun untuk kebahagiaan pasanganku kelak (berbicara dalam hati)

Saat menulis seperti ini, aku semakin rindu padamu, semakin mengingat obrolan-obrolan kita terdahulu. Oh ya kakak koki, apa kamu ingat saat kamu memberi tantangan padaku untuk dibuatkan mie ? Aku sampai-sampai mencari bantuan di mbah google, demi mendapatkan resep yang pas. Sampai saat ini aku masih menyimpan laman resep itu. Aku menunggu kamu menagih hutang itu padaku.

Oh ya kakak koki, sebenarnya sampai detik ini bukan aku tidak mengetahui kabarmu. Sempat beberapa pekan yang lalu aku mendapat kabar dari teman SMA ku dulu, bahwa kamu baru saja mendapat musibah, handphone mu hilang. Saat mendengar itu, aku turut prihatin. Pantas saja kamu sudah tidak lagi muncul di recent update ku. Kamu tidak lagi mengirimkan bbm padaku. Aku benar-benar seperti kehilangan arah, bahkan sempat aku menganggap kehilanganmu ini adalah kamu memang hanya singgah sebentar di halte ku saat itu. Tapi, saat mendengar kabar itu aku menjadi semangat untuk menunggumu lagi, walaupun aku tahu tidak akan pernah bisa ditentukan kapan saatnya tiba. 
Aku sempat mengirimimu salam melalui teman SMA ku itu, dan saat dia berada di Bogor untuk menjenguk pacarnya, salamku pun tersampaikan. Aku senang saat mendengar bahwa ternyata salamku tersampaikan bahkan mendapat balasan darimu. Di dalam salam itu kamu berkata, bahwa kamu akan menghubungiku saat semuanya sudah kembali. Yaaa, aku tidak menaruh harapan besar saat mendengar balasan itu, tapi entah mengapa aku masih saja ingin menunggu kabar darimu kelak.

Kita tidak pernah bertemu bahkan mendengar suaramu saja tidak pernah apalagi melihat langsung matamu. Tapi mengapa aku begitu yakin padamu, saat mengetahui segala tentangmu. Mungkin aku sudah jatuh hati, mungkin pula aku juga sudah sedikit menaruh hati padamu. Entahlah, perasaanku dan semangatku sering berubah-ubah, kadang naik kadang pula turun.

Baiklah, aku ingin menyudahi bercerita tentangmu, karena aku semakin tak kuasa menahan hasrat ingin bertemu denganmu. Terakhir, untuk kakak koki yang ada disana, jika kamu membaca tulisan ini, mungkin kamu bisa mengartikan apa arti semua ini ? Dan segeralah beritahu aku kabarmu, karena aku akan selalu menantikan kabar itu . . .





Andai saja foto-fotomu masih tersimpan digaleri handphoneku
Mungkin aku tidak akan sekacau ini saat merindukanmu  . . .




Friday 26 December 2014

Dear You




Entahlah saya tidak mengerti tujuan menulis ini, isi kepala saya sedang hitam putih. Ada wajahmu disana menyerupai bianglala yang berputar pelan dalam muara kecemasan. 

Saya hanya ingin bilang dua hal yang tak perlu kamu tahu, sebab ini hanya kalimat sederhana dari seseorang biasa yang terbiasa menyebut namamu ketika bersujud dan memejamkan mata.

Mencintaimu bukanlah perihal mudah, sebab saya harus berkali-kali berhenti menyerah. Dari segala hal yang membuat saya bahagia dan bersyukur, mendoakanmu adalah salah satunya.





Inspirate: @pratamafalen


Monday 8 December 2014

Selamat Ulang Tahun, Pah



Selamat ulang tahun, Pah. Kini umurmu sudah bertambah 1 tahun. Itu berarti kau sudah tampak lebih tua. Dan waktumu di dunia juga semakin berkurang. Aku berdoa kepada Tuhan, semoga engkau selalu diberikan umur yang panjang, sehat lahir dan batin, selalu dalam lindungan Allah SWT, dan selalu semangat menjalani hari-hari kedepan :))

Aku sedih karena hari ini kita tidak bertemu, memberikan ucapan dan tiup lilin bersama. Memang sudah tanggung jawabmu bekerja dan mencari nafkah jauh disana. Ini bukan hal pertama yang aku sesali, sudah hampir 25 tahun waktumu tersita demi pekerjaanmu. Kita hanya bertemu saat-saat weekend saja. Dalam seminggu kita hanya bertemu selama 3 hari, bahkan seringkali kita hanya bertemu 2 hari. Kadang aku mendapatkan bonus, jika mengetahui kau lebih lama menetap di rumah karena ada sesuatu pekerjaan di Bandar Lampung yang harus diselesaikan.

Pah, aku ingin kau mendengarkan curahan hatiku selama ini. Apa kau tahu bahwa aku merindukan tanganmu memelukku ? Apa kau tahu bahwa aku merindukan amarahmu saat melarangku ? Sudah lama kita tidak saling menatap wajah, duduk berdua dan saling bertukar cerita. Aku ingin sekali bercerita padamu, Pah. Aku ingin kau tahu, bahwa anakmu ini sangat membutuhkanmu. Tapi, tiap kau pulang ke rumah, mengapa berat sekali untuk memulai semuanya ? Mengapa begitu sulit untuk mengungkapkan isi hatiku ini kepadamu, Pah ? Apa karena keberadaanmu selalu jauh dariku, sehingga membuat hubungan kita begitu dingin saat bersama ? Apa karena keberadaanmu selalu jauh dariku, sehingga membuat aku takut akan berbicara padamu ?

Aku merindukanmu, Pah. Aku merindukan kebersamaan kita di rumah. Sampai kapan kau bekerja jauh di sana ? Sampai kapan kita dipisahkan oleh jarak dan hanya diberikan waktu 3 hari untuk tinggal bersama ? Sampai kapan kita selalu bersikap dingin, Pah ? Ini tak adil. Aku benci semua ini. Aku ingin kau tinggal bersama istrimu, dan anak-anakmu di rumah ini. Aku ingin kami dilindungi oleh mu, Pah :"""((((

Mungkin jika kau tahu isi hatiku, anakmu ini memang sangat egois. Anakmu sangat menginginkanmu selalu hadir di rumah ini. Tanpa ada jarak, tanpa ada waktu yang diberikan. Yaaa, aku tahu kau melakukan ini semua untuk keluargamu. Kau merelakan waktumu demi keluargamu untuk tetap bertahan hidup. Aku bangga padamu , Pah :")

Jika aku diberikan satu keinginan di dunia ini, aku akan meminta untuk kembalikan ayahku kelak. Kembalikan ia bersamaku, kembali bersama keluarga kecil ini. Aku sangat menantikan keajaiban itu, Pah. Aku menantikan keutuhan kebersamaan kita kelak. Aku akan menunggu sampai waktu itu datang.

Tetap semangat menjalani hari-harimu, Pah. Aku tau kau juga pasti merindukan kami, merindukan kita. Saat masa-masa sulit yang kau hadapi, kau pasti sangat membutuhkan pendengar untuk mendengarkan segala keluhanmu. Aku telah menitipkanmu pada Allah, kau tidak akan sendirian disana. Aku, mamah, kakak, dan adik-adikku selalu mendoakanmu. Mendekapmu dalam doa dan menciummu dalam sujudku. Aku berjanji Pah, akan menjadi anak yang baik dan turut akan perintah mamah di rumah. Aku tidak akan menjadi anak yang membangkang dan aku akan menjaga istrimu dan anak-anakmu lainnya saat kau tidak ada di rumah. Aku janji, Pah.

Sebelum aku sudahi curahan hatiku ini tentangmu, aku ingin kau mendengarkan ini, Pah.
Aku sangat menyayangimu dan amat sangat mencintaimu lebih dari kau mencintai keluargamu. Walaupun aku tidak pernah mengucapkan kalimat cinta padamu, tapi percayalah aku benar-benar saat mengatakannya. Aku mencintaimu lebih dari kau mencintai pekerjaanmu. Tetaplah semangat dan tetaplah menjadi hero didalam hidupku. Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun, Papah. Aku mencintaimu . . .







Kira-kira kapan kita menghabiskan waktu bersama sampai lupa waktu ?
Ah, aku menunggu saat-saat itu  . . .




Happy New Year ^^



HABBY NYU YER 2K15 




Resolusi Pribadi Mahasiswa Tingkat Akhir Tahun 2K15 :

Januari : Dapet bahan buat judul pendamping - ACC judul KTI yang diajuin
Februari : Dapet pembimbing yang diinginkan - persiapan Seminar Judul sampai BAB III
Maret : Dapet tempat PKL dan anggota kelompok yang sesuati (sesuai hati) ^^
April - Mei - Juni : Mulai penelitian dan dapet hasil yang diinginkan !!!!
Juli : Persiapan penyusunan BAB IV - BAB V dan Persiapan sidang kompre kemudian dinyatakan LULUS
Agustus : Yudisium
September : Pake toga !!!

Semoga tulisan diatas bukan hanya sekadar omdo. Semoga saya bisa berkomitmen dengan apa yang sudah saya tuliskan diatas. Saya berharap kepada pembaca setia blog saya juga mendoakan resolusi komitmen saya berjalan dengan lancar AMIN YA ROBBAL ALAMIN.
Semoga saya selalu dikelilingi oleh semangat yang menggebu-gebu 

Sekarang pertanyaannya adalah 
"apa komitmen kamu di tahun 2K15 ?"





Ciat Ciat Ciat Untuk Kita :))



Mungkin hampir semua isi orang didalam kelas lupa, bahwa hari ini adalah hari terakhir kegiatan belajar mengajar di semester 5 selesai. Bukan hanya selesai dan akan berlanjut di semester selanjutnya, tapi tidak akan ada lagi KBM yang dilaksanakan di kelas ini. Tidak ada lagi bangku-bangku yang tersusun rapi. Tidak ada lagi ketidakpastian menunggu dosen yang tak kunjung datang. Tidak ada lagi buku absen yang berjalan. Tidak ada lagi kebosanan yang melanda disaat jam mata kuliah tak kunjung selesai. Tidak ada lagi jeritan teman yang menagih uang untuk membayar bahan kuliah yang difotocopy. Tidak ada lagi teman yang memakan uduk di kelas. Tidak ada lagi traktiran bakso bakar. Tidak ada lagi keisengan dan kegajean teman-teman kelas. Tidak ada lagi yang meributkan remote AC. Tidak ada lagi uab-uab yang membuat jengkel ketika menghirupnya. Tidak ada lagi duduk berkelompok. Tidak ada lagi diskusi yang membuat kepalaku pecah. Tidak ada lagi presentasi yang menguras tenaga dan pikiran. Tidak ada lagi rasa kantuk yang melanda saat dosen menjelaskan. Tidak ada lagi keseriusan saat memperhatikan dosen berdiri didepan. Tidak ada lagi bergurau dan bercanda dengan teman sebelah. Dan tidak akan ada lagi semua yang sudah kita lakukan selama ini. Semua tidak ada lagi. Semua bergerak maju, seakan semuanya pergi tanpa pamit.

Sebentar lagi kita akan sama-sama berjuang menghadapi Ujian Akhir Semester. Setelah itu sedikit demi sedikit kita akan memasuki gerbang KTI yang sudah sejak lama aku mewanti-wanti sekali penantian ini.
Aku percaya, bahwa kekuatan itu ada. Aku percaya, kita semua bisa melewati rintangan itu dalam keadaan apapun. Dengan usaha, dengan doa, dan dengan kesolidaritasan kita, aku yakin kita semua akan sukses bersama-sama.
Semangatlah teman, karena kamu tidak sendirian.




Aku sedang berhayal saat kita berfoto bersama memakai topi toga
Aku menantikan saat-saat itu . . .





Untuk Kakak Koki ^^


Aku sedang mengingat seseorang yang dulu pernah ada didalam keseharianku. Seseorang yang pernah menyelinap masuk kedalam otakku bahkan hatiku. "Kakak koki", begitulah panggilan yang aku ciptakan saat memanggil dirinya. Dan dia juga menciptakan panggilan saat memanggilku dengan sebutan "Mba". Sampai saat ini aku tidak mengetahui apa alasanmu memanggilku dengan sebutan itu, padahal umur kita tidak berbeda. 

Aku sedih, kini sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan pesan satu sama lain. Sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan foto selfie yang begitu narsis. Dan sudah hampir 2 bulan juga kamu tidak lagi mengganggu rutinitasku. Aku merasa kehilangan saat mengetahui bahwa kamu sudah tidak lagi menggangguku, walaupun kerap aku begitu kesal meladenimu. Apa kabar kamu, kakak koki ? Apa kamu baik-baik saja ? Apa kamu masih mengingat aku ? Aku benar-benar rindu padamu.

Awalnya aku menghiraukan kehilanganmu, aku benar-benar tidak peduli saat itu. Aku menyadari, dulu kamu memang bukan prioritas utamaku, tapi kini aku malah sibuk mencari kabarmu. Hmm, berbicara tentangmu, aku jadi ingin bercerita bagaimana dulu kita berkenalan. Kita diperkenalkan oleh teman SMA ku yang kini menjadi pacar sahabatmu. Awalnya aku tidak mengira jika akan seperti ini, karena aku bukan tipe yang hanya bisa berkenalan dan jatuh cinta melalui tulisan. Tanpa melihat mata dan tanpa bercakap langsung. 

Aku mengingat betul bagaimana dulu aku begitu dingin saat pertama kali kamu mengirimkan bbm padaku. Kita berkenalan dan memulai mengenali satu persatu. Aku baru tahu, bahwa keberadaanmu di Bogor melakukan rutinitas sebagai koki. Jujur saja, baru kali ini aku diperkenalkan dengan sosok laki-laki yang jago masak bahkan sampai dengan sebutan "koki". Saat mendengar bahwa kamu koki, aku begitu tertarik untuk mengenalmu lebih jauh. Dan asal kamu tahu, yang ada didalam pikiranku adalah, aku akan selalu bahagia dimasakkan olehmu, aku tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk membeli makanan. Sungguh lamunan yang begitu konyol bukan ? Walaupun aku juga sudah jujur padamu bahwa aku tidak sama sekali menggemari masak. Mungkin saat mendengar itu kamu merasakan ilfeel yang luar biasa atau bahkan kamu langsung memblock namaku dari daftar nama wanita idaman mertua. Selain itu aku juga baru tahu bahwa kamu adalah seseorang yang hanya merantau ke kota orang. Kamu berdomisili di Bandar Lampung, ya disini dikotaku. 

Singkat cerita, aku sudah mulai mencair dengan suasana yang kamu buat. Setiap hari kamu menyuapkan kalimat-kalimat gombal kepadaku. Yaaa, memang disetiap pernyataanmu aku selalu malas meladenimu, tapi kejujuran tidak pernah bisa berbohong, bahwa aku senang. Selain itu, kamu selalu meminta foto selfieku. Entah disaat pagi hari, saat aku baru bangun dari tidur, dan entah saat aku sedang melakukan aktivitas lainnya. Dan tanpa aku minta, kamu juga sering mengirimkan aku foto selfiemu. Sesekali aku melihat,ternyata  kamu begitu manis saat tersenyum. Akan lebih manis lagi, apabila aku bisa melihat langsung senyum itu.

Kamu pernah bertanya kepadaku tentang keahlianku dalam hal memasak. Aku pun menjawab bahwa aku memang pencinta makanan tetapi aku tidak jago dalam hal memasak. Saat mendengar jawabanku tersebut, kamu kembali bertanya, "Bukankah seorang perempuan harus bisa memasak ? Bagaimana bisa dicintai pasangan, jika memasakpun kamu tidak bisa". Pertanyaan yang kamu tanyakan saat itu begitu menampar hatiku. Dan akupun menjawab dengan tegas bahwa "Aku memang tidak bisa memasak, tapi aku punya cara tersendiri untuk dicintai oleh pasanganku kelak". Kamu tertawa dan tersenyum kecil saat itu, aku mengartikan semuanya dengan emote yang kamu kirimkan padaku. Kamu bilang "bisa aja", yaaaa aku bisa saja melakukan apapun untuk kebahagiaan pasanganku kelak (berbicara dalam hati)

Saat menulis seperti ini, aku semakin rindu padamu, semakin mengingat obrolan-obrolan kita terdahulu. Oh ya kakak koki, apa kamu ingat saat kamu memberi tantangan padaku untuk dibuatkan mie ? Aku sampai-sampai mencari bantuan di mbah google, demi mendapatkan resep yang pas. Sampai saat ini aku masih menyimpan laman resep itu. Aku menunggu kamu menagih hutang itu padaku.

Oh ya kakak koki, sebenarnya sampai detik ini bukan aku tidak mengetahui kabarmu. Sempat beberapa pekan yang lalu aku mendapat kabar dari teman SMA ku dulu, bahwa kamu baru saja mendapat musibah, handphone mu hilang. Saat mendengar itu, aku turut prihatin. Pantas saja kamu sudah tidak lagi muncul di recent update ku. Kamu tidak lagi mengirimkan bbm padaku. Aku benar-benar seperti kehilangan arah, bahkan sempat aku menganggap kehilanganmu ini adalah kamu memang hanya singgah sebentar di halte ku saat itu. Tapi, saat mendengar kabar itu aku menjadi semangat untuk menunggumu lagi, walaupun aku tahu tidak akan pernah bisa ditentukan kapan saatnya tiba. 
Aku sempat mengirimimu salam melalui teman SMA ku itu, dan saat dia berada di Bogor untuk menjenguk pacarnya, salamku pun tersampaikan. Aku senang saat mendengar bahwa ternyata salamku tersampaikan bahkan mendapat balasan darimu. Di dalam salam itu kamu berkata, bahwa kamu akan menghubungiku saat semuanya sudah kembali. Yaaa, aku tidak menaruh harapan besar saat mendengar balasan itu, tapi entah mengapa aku masih saja ingin menunggu kabar darimu kelak.

Kita tidak pernah bertemu bahkan mendengar suaramu saja tidak pernah apalagi melihat langsung matamu. Tapi mengapa aku begitu yakin padamu, saat mengetahui segala tentangmu. Mungkin aku sudah jatuh hati, mungkin pula aku juga sudah sedikit menaruh hati padamu. Entahlah, perasaanku dan semangatku sering berubah-ubah, kadang naik kadang pula turun.

Baiklah, aku ingin menyudahi bercerita tentangmu, karena aku semakin tak kuasa menahan hasrat ingin bertemu denganmu. Terakhir, untuk kakak koki yang ada disana, jika kamu membaca tulisan ini, mungkin kamu bisa mengartikan apa arti semua ini ? Dan segeralah beritahu aku kabarmu, karena aku akan selalu menantikan kabar itu . . .





Andai saja foto-fotomu masih tersimpan digaleri handphoneku
Mungkin aku tidak akan sekacau ini saat merindukanmu  . . .




Dear You




Entahlah saya tidak mengerti tujuan menulis ini, isi kepala saya sedang hitam putih. Ada wajahmu disana menyerupai bianglala yang berputar pelan dalam muara kecemasan. 

Saya hanya ingin bilang dua hal yang tak perlu kamu tahu, sebab ini hanya kalimat sederhana dari seseorang biasa yang terbiasa menyebut namamu ketika bersujud dan memejamkan mata.

Mencintaimu bukanlah perihal mudah, sebab saya harus berkali-kali berhenti menyerah. Dari segala hal yang membuat saya bahagia dan bersyukur, mendoakanmu adalah salah satunya.





Inspirate: @pratamafalen


Selamat Ulang Tahun, Pah



Selamat ulang tahun, Pah. Kini umurmu sudah bertambah 1 tahun. Itu berarti kau sudah tampak lebih tua. Dan waktumu di dunia juga semakin berkurang. Aku berdoa kepada Tuhan, semoga engkau selalu diberikan umur yang panjang, sehat lahir dan batin, selalu dalam lindungan Allah SWT, dan selalu semangat menjalani hari-hari kedepan :))

Aku sedih karena hari ini kita tidak bertemu, memberikan ucapan dan tiup lilin bersama. Memang sudah tanggung jawabmu bekerja dan mencari nafkah jauh disana. Ini bukan hal pertama yang aku sesali, sudah hampir 25 tahun waktumu tersita demi pekerjaanmu. Kita hanya bertemu saat-saat weekend saja. Dalam seminggu kita hanya bertemu selama 3 hari, bahkan seringkali kita hanya bertemu 2 hari. Kadang aku mendapatkan bonus, jika mengetahui kau lebih lama menetap di rumah karena ada sesuatu pekerjaan di Bandar Lampung yang harus diselesaikan.

Pah, aku ingin kau mendengarkan curahan hatiku selama ini. Apa kau tahu bahwa aku merindukan tanganmu memelukku ? Apa kau tahu bahwa aku merindukan amarahmu saat melarangku ? Sudah lama kita tidak saling menatap wajah, duduk berdua dan saling bertukar cerita. Aku ingin sekali bercerita padamu, Pah. Aku ingin kau tahu, bahwa anakmu ini sangat membutuhkanmu. Tapi, tiap kau pulang ke rumah, mengapa berat sekali untuk memulai semuanya ? Mengapa begitu sulit untuk mengungkapkan isi hatiku ini kepadamu, Pah ? Apa karena keberadaanmu selalu jauh dariku, sehingga membuat hubungan kita begitu dingin saat bersama ? Apa karena keberadaanmu selalu jauh dariku, sehingga membuat aku takut akan berbicara padamu ?

Aku merindukanmu, Pah. Aku merindukan kebersamaan kita di rumah. Sampai kapan kau bekerja jauh di sana ? Sampai kapan kita dipisahkan oleh jarak dan hanya diberikan waktu 3 hari untuk tinggal bersama ? Sampai kapan kita selalu bersikap dingin, Pah ? Ini tak adil. Aku benci semua ini. Aku ingin kau tinggal bersama istrimu, dan anak-anakmu di rumah ini. Aku ingin kami dilindungi oleh mu, Pah :"""((((

Mungkin jika kau tahu isi hatiku, anakmu ini memang sangat egois. Anakmu sangat menginginkanmu selalu hadir di rumah ini. Tanpa ada jarak, tanpa ada waktu yang diberikan. Yaaa, aku tahu kau melakukan ini semua untuk keluargamu. Kau merelakan waktumu demi keluargamu untuk tetap bertahan hidup. Aku bangga padamu , Pah :")

Jika aku diberikan satu keinginan di dunia ini, aku akan meminta untuk kembalikan ayahku kelak. Kembalikan ia bersamaku, kembali bersama keluarga kecil ini. Aku sangat menantikan keajaiban itu, Pah. Aku menantikan keutuhan kebersamaan kita kelak. Aku akan menunggu sampai waktu itu datang.

Tetap semangat menjalani hari-harimu, Pah. Aku tau kau juga pasti merindukan kami, merindukan kita. Saat masa-masa sulit yang kau hadapi, kau pasti sangat membutuhkan pendengar untuk mendengarkan segala keluhanmu. Aku telah menitipkanmu pada Allah, kau tidak akan sendirian disana. Aku, mamah, kakak, dan adik-adikku selalu mendoakanmu. Mendekapmu dalam doa dan menciummu dalam sujudku. Aku berjanji Pah, akan menjadi anak yang baik dan turut akan perintah mamah di rumah. Aku tidak akan menjadi anak yang membangkang dan aku akan menjaga istrimu dan anak-anakmu lainnya saat kau tidak ada di rumah. Aku janji, Pah.

Sebelum aku sudahi curahan hatiku ini tentangmu, aku ingin kau mendengarkan ini, Pah.
Aku sangat menyayangimu dan amat sangat mencintaimu lebih dari kau mencintai keluargamu. Walaupun aku tidak pernah mengucapkan kalimat cinta padamu, tapi percayalah aku benar-benar saat mengatakannya. Aku mencintaimu lebih dari kau mencintai pekerjaanmu. Tetaplah semangat dan tetaplah menjadi hero didalam hidupku. Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun, Papah. Aku mencintaimu . . .







Kira-kira kapan kita menghabiskan waktu bersama sampai lupa waktu ?
Ah, aku menunggu saat-saat itu  . . .