Friday 6 February 2015

Sepenggal Kisah Dibalik Sebuah Judul


Saya ingin bercerita tentang sebuah perjalanan yang mengharukan. Sebuah kisah yang menguras emosi dan pikiran dibalik kegembiraan yang tiada tara. Hari ini pengumuman judul yang sudah beberapa hari yang lalu saya ajukan. Dan alhamdulillah, judul saya diterima. Memang bukan yang prioritas utama, tetapi saya tetap bersyukur dengan apa yang sudah ditentukan oleh dosen-dosen tim penyeleksi proposal KTI. 

Jadi ceritanya, judul saya yang kedua itu memang penuh drama. Penuh pemikiran dan juga penuh kebimbangan. Tapi sebelumnya saya akan membeberkan judul-judul saya. Sebut saja judul pertama "si jamur" dan judul kedua "si puyer". Dari awal perkuliahan metlit, saya memang hanya memikirkan si jamur. Seluruh jiwa dan raga saya, saya berikan untuk si jamur. Sampai-sampai, saya juga tidak tertarik untuk mencari judul lain. Seiring berjalannya waktu, ternyata pengajuan judul tidak boleh satu judul. Otomatis romantis saya mesti mencari judul pendamping. Sebenarnya saya sudah menemukan judul di sela-sela perkuliahan metlit pekan lalu. Tetapi waktu itu tab saya mesti di instal ulang. Dan data-data download-an saya pun hilang. Judul yang saya temukan adalah si puyer. Saya tertarik dengan judul tersebut, tetapi saya belum bisa menduakan si jamur. Masih si jamur yang menguasi hati dan seluruh pikiran saya.

Singkat cerita, saya mesti mencari si puyer yang dulu sempat hilang untuk saya jadikan sebagai judul pendamping. Berjam-jam sampai berhari-hari saya tidak juga menemukannya. Sampai suatu ketika saya mengingat bahwa dulu saya sempat menuliskan judul tersebut di buku catatan saya. Karena waktu itu, saya kesusahan mendownload si puyer. Akhirnya saya bergegas mencari buku catatan saya. Dan benar, judul itu masih ada. Langsung saya ketik dan menekan tombol enter. Dan ternyata si puyer langsung ditemukan. Saya bahagia. Saya senang. Penantian saya berbuah hasil. Setelah itu, saya download dan saya print. Saya tidak ingin kehilangan dia lagi. Karena waktu itu, waktunya juga sudah semakin dekat untuk pengumpulan judul. Dan saya juga belum membuat latar belakang dari si puyer.

Pembuatan latar belakang si puyer juga benar-benar membuat kepala saya ingin pecah. Saya mesti bulak-balik kampus sampai beberapa hari untuk bertanya kepada dosen, apa bisa saya mengambil judul si puyer. Selain itu, saya juga diribetkan dengan mencari masalah-masalah kontroversi puyer. Karena demi persyaratan pengajuan judul, semua saya lakukan.

Bukan hanya itu saja. Saya juga sampai menginap di rumah teman karena ada beberapa kendala yang malas sekali saya jelaskan di sini. Saya juga rela mendatangi kost rumah teman saya, demi membantu saya dalam pembuatan latar belakang. Saya harus mikir keras dan terkadang di sela saat saya tidak dapat lagi berfikir, saya berhenti. Begitu seterusnya sampai akhirnya tersusunlah judul kedua saya.

Kita kembali ke si jamur. Si jamur tidak begitu merepotkan seperti si puyer. Karena memang, si jamur sudah pernah diteliti sebelumnya oleh kakak asuh saya. Jadi, saya tidak begitu repot dalam penyusunannya. Walaupun memang, masih tetap si jamur yang menjadi prioritas utama saya.

Akhirnya, hari pengajuan judul tiba. Saat dibuat galau untuk menuliskan pilihan pertama dan kedua dari judul yang saya ajukan. 
Awalnya saya ingin menuliskan pilihan pertama pada si puyer. Tetapi, karena begitu banyak pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk memprioritaskan judul pertama yaitu si jamur dan kedua si puyer.

Selang menunggu pengumuman judul, tepat H-1 saya pergi berlibur ke Jakarta bersama teman saya. Entah apa yang ada dipikiran kami saat itu sampai akhirnya kami memutuskan untuk pergi berlibur. Begitu banyak cerita perjalanan semalam kami. Di mulai dari pengorbanan waktu, merepotkan teman demi tercapainya liburan, menahan kantuk yang luar biasa, berpanas-panasan, berdebu-debuan, sampai hujan pun juga hadir di dalam cerita liburan kali ini. Sedih kalau mengingat begitu nekatnya kami pergi di saat besok adalah pengumuman judul. Begitu berkorbannya diri demi keceriaan masing-masing. Tapi semuanya terbayarkan. Saat kepulangan kami, jam 9 kami harus sudah berada di kampus. Jujur saja, sesampainya kami dari Jakarta jam 5 subuh tadi pagi. Masih pegel, masih capek, dan masih pengen tidur. Tapi mesti banget ke kampus untuk hadir pengumuman judul.

Sebelum pengumuman judul, Ibu Sri Pujiwati masuk ke ruangan memberikan arahan dan penjelasan apa-apa yang dibutuhkan pada saat proses menuju seminar proposal. Setelah beliau menjelaskan, saya makin tidak karuan. Saya tidak membayangkan judul apa yang akan menjadi perjuangan saya kelak. Dan ternyata, kertas pengumuman judul itu di tempel si tembok depan ruangan kelas 3. Dan setelah saya melihat nama saya, judul saya yang diterima adalah SI PUYER !!!!!! Begitu senangnya saya, perjuangan saya merangkai latar belakang berbuah hasil. Dan semakin sempurna lagi setelah saya melihat siapa pembimbing saya. Dan ternyata mereka adalah Bu Yayu' dan Pak Igun. Saya jingkrak-jingkrak, berteriak bahagia, dan juga berpelukan dengan teman-teman. Ternyata ada kebahagiaan dibalik kedukaan. Semuanya terbayar dengan diterimanya judul saya. Saya mengucap syukur lebih banyak.

Saya masih bertanya, mengapa si jamur bukan menjadi milik saya. Bahkan saya kira, saya berjodoh dengan si jamur. Tetapi ternyata tidak. Semua sudah dijelaskan di dalam kotak saran penyeleksi judul.

Sekarang, gerbang itu benar-benar sudah terbuka lebar. Saya sudah melangkah sedikit masuk ke dalamnya. Saya akan berjuang sampai nanti saya meraih toga itu. Saya akan berteman dengan si puyer. Saya harus memperjuangkan semua pilihan yang sudah diberikan pada saya. Saya bisa. Saya pasti bisa.

Itulah tadi sepenggal kisah dibalik sebuah judul. Mungkin jika kalian membacanya, kalian akan mengira bahwa ini biasa saja dan tidak begitu penting untuk ditulis. Tetapi tidak berlaku untuk saya. Saya bahagia. Sungguh-sungguh bahagia yang luar biasa. Semoga, ini menjadi langkah awal yang baik sampai akhir perjuangan saya nanti . . .



Ini dia Si Puyer
 yang akan saya perjuangkan sampai akhir ^^






Sepenggal Kisah Dibalik Sebuah Judul


Saya ingin bercerita tentang sebuah perjalanan yang mengharukan. Sebuah kisah yang menguras emosi dan pikiran dibalik kegembiraan yang tiada tara. Hari ini pengumuman judul yang sudah beberapa hari yang lalu saya ajukan. Dan alhamdulillah, judul saya diterima. Memang bukan yang prioritas utama, tetapi saya tetap bersyukur dengan apa yang sudah ditentukan oleh dosen-dosen tim penyeleksi proposal KTI. 

Jadi ceritanya, judul saya yang kedua itu memang penuh drama. Penuh pemikiran dan juga penuh kebimbangan. Tapi sebelumnya saya akan membeberkan judul-judul saya. Sebut saja judul pertama "si jamur" dan judul kedua "si puyer". Dari awal perkuliahan metlit, saya memang hanya memikirkan si jamur. Seluruh jiwa dan raga saya, saya berikan untuk si jamur. Sampai-sampai, saya juga tidak tertarik untuk mencari judul lain. Seiring berjalannya waktu, ternyata pengajuan judul tidak boleh satu judul. Otomatis romantis saya mesti mencari judul pendamping. Sebenarnya saya sudah menemukan judul di sela-sela perkuliahan metlit pekan lalu. Tetapi waktu itu tab saya mesti di instal ulang. Dan data-data download-an saya pun hilang. Judul yang saya temukan adalah si puyer. Saya tertarik dengan judul tersebut, tetapi saya belum bisa menduakan si jamur. Masih si jamur yang menguasi hati dan seluruh pikiran saya.

Singkat cerita, saya mesti mencari si puyer yang dulu sempat hilang untuk saya jadikan sebagai judul pendamping. Berjam-jam sampai berhari-hari saya tidak juga menemukannya. Sampai suatu ketika saya mengingat bahwa dulu saya sempat menuliskan judul tersebut di buku catatan saya. Karena waktu itu, saya kesusahan mendownload si puyer. Akhirnya saya bergegas mencari buku catatan saya. Dan benar, judul itu masih ada. Langsung saya ketik dan menekan tombol enter. Dan ternyata si puyer langsung ditemukan. Saya bahagia. Saya senang. Penantian saya berbuah hasil. Setelah itu, saya download dan saya print. Saya tidak ingin kehilangan dia lagi. Karena waktu itu, waktunya juga sudah semakin dekat untuk pengumpulan judul. Dan saya juga belum membuat latar belakang dari si puyer.

Pembuatan latar belakang si puyer juga benar-benar membuat kepala saya ingin pecah. Saya mesti bulak-balik kampus sampai beberapa hari untuk bertanya kepada dosen, apa bisa saya mengambil judul si puyer. Selain itu, saya juga diribetkan dengan mencari masalah-masalah kontroversi puyer. Karena demi persyaratan pengajuan judul, semua saya lakukan.

Bukan hanya itu saja. Saya juga sampai menginap di rumah teman karena ada beberapa kendala yang malas sekali saya jelaskan di sini. Saya juga rela mendatangi kost rumah teman saya, demi membantu saya dalam pembuatan latar belakang. Saya harus mikir keras dan terkadang di sela saat saya tidak dapat lagi berfikir, saya berhenti. Begitu seterusnya sampai akhirnya tersusunlah judul kedua saya.

Kita kembali ke si jamur. Si jamur tidak begitu merepotkan seperti si puyer. Karena memang, si jamur sudah pernah diteliti sebelumnya oleh kakak asuh saya. Jadi, saya tidak begitu repot dalam penyusunannya. Walaupun memang, masih tetap si jamur yang menjadi prioritas utama saya.

Akhirnya, hari pengajuan judul tiba. Saat dibuat galau untuk menuliskan pilihan pertama dan kedua dari judul yang saya ajukan. 
Awalnya saya ingin menuliskan pilihan pertama pada si puyer. Tetapi, karena begitu banyak pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk memprioritaskan judul pertama yaitu si jamur dan kedua si puyer.

Selang menunggu pengumuman judul, tepat H-1 saya pergi berlibur ke Jakarta bersama teman saya. Entah apa yang ada dipikiran kami saat itu sampai akhirnya kami memutuskan untuk pergi berlibur. Begitu banyak cerita perjalanan semalam kami. Di mulai dari pengorbanan waktu, merepotkan teman demi tercapainya liburan, menahan kantuk yang luar biasa, berpanas-panasan, berdebu-debuan, sampai hujan pun juga hadir di dalam cerita liburan kali ini. Sedih kalau mengingat begitu nekatnya kami pergi di saat besok adalah pengumuman judul. Begitu berkorbannya diri demi keceriaan masing-masing. Tapi semuanya terbayarkan. Saat kepulangan kami, jam 9 kami harus sudah berada di kampus. Jujur saja, sesampainya kami dari Jakarta jam 5 subuh tadi pagi. Masih pegel, masih capek, dan masih pengen tidur. Tapi mesti banget ke kampus untuk hadir pengumuman judul.

Sebelum pengumuman judul, Ibu Sri Pujiwati masuk ke ruangan memberikan arahan dan penjelasan apa-apa yang dibutuhkan pada saat proses menuju seminar proposal. Setelah beliau menjelaskan, saya makin tidak karuan. Saya tidak membayangkan judul apa yang akan menjadi perjuangan saya kelak. Dan ternyata, kertas pengumuman judul itu di tempel si tembok depan ruangan kelas 3. Dan setelah saya melihat nama saya, judul saya yang diterima adalah SI PUYER !!!!!! Begitu senangnya saya, perjuangan saya merangkai latar belakang berbuah hasil. Dan semakin sempurna lagi setelah saya melihat siapa pembimbing saya. Dan ternyata mereka adalah Bu Yayu' dan Pak Igun. Saya jingkrak-jingkrak, berteriak bahagia, dan juga berpelukan dengan teman-teman. Ternyata ada kebahagiaan dibalik kedukaan. Semuanya terbayar dengan diterimanya judul saya. Saya mengucap syukur lebih banyak.

Saya masih bertanya, mengapa si jamur bukan menjadi milik saya. Bahkan saya kira, saya berjodoh dengan si jamur. Tetapi ternyata tidak. Semua sudah dijelaskan di dalam kotak saran penyeleksi judul.

Sekarang, gerbang itu benar-benar sudah terbuka lebar. Saya sudah melangkah sedikit masuk ke dalamnya. Saya akan berjuang sampai nanti saya meraih toga itu. Saya akan berteman dengan si puyer. Saya harus memperjuangkan semua pilihan yang sudah diberikan pada saya. Saya bisa. Saya pasti bisa.

Itulah tadi sepenggal kisah dibalik sebuah judul. Mungkin jika kalian membacanya, kalian akan mengira bahwa ini biasa saja dan tidak begitu penting untuk ditulis. Tetapi tidak berlaku untuk saya. Saya bahagia. Sungguh-sungguh bahagia yang luar biasa. Semoga, ini menjadi langkah awal yang baik sampai akhir perjuangan saya nanti . . .



Ini dia Si Puyer
 yang akan saya perjuangkan sampai akhir ^^