Saturday 31 October 2015

Dan Pada Akhirnya



Aku terbaring lemah. Mataku berair. Nafas tak cukup, seperti kekurangan oksigen. Aku melihat sekitarku. Aku melihat sesuatu hal yang terjadi pada diriku. Malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Aku sadar apa yang telah terjadi hari ini. Namun, entah mengapa aku masih pura-pura tidak tahu apa yang sudah terjadi.

Selang beberapa menit, sejenak aku terdiam, aku memahami semua kenyataan hari ini. Aku sadar bahwa hari dimana perpisahan yang dulu tidak aku nantikan dengan cepat, kini telah terlewati. Hari ini adalah hari perpisahan itu. Aku berpisah dengan orang-orang yang amat sangat aku sayangi. Tidak ada lagi wajah-wajah yang selalu aku lihat, tidak ada lagi pertengkaran, tidak ada lagi teriakan, tidak ada lagi yang membuat kesal. Semuanya tidak akan ada lagi. Kehidupanku telah berbeda. Suasana, lingkungan, dan orang-orang baru inilah yang akan mengawali cerita kehidupanku. Seperti lembar kertas yang siap untuk ditulis lagi dengan berbagai macam cerita.

Ya, inilah kehidupan yang sesungguhnya. Dan pada akhirnya aku harus membiasakan diri tanpa mereka. Aku harus membiasakan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan mereka. Wajah yang selalu terlihat, kini hanya terukir sebuah bayangan. Aku hanya bisa mengingat kenangan-kenangan itu. Aku hanya bisa memandangi foto, tanpa bisa melihat langsung bahkan menyentuh tangan itu. Aku yakin semua ini akan ada hikmahnya. Aku akan merindukan kota kelahiranku, Bandar Lampung beserta isinya :")





Garut, tepat pukul 20.40 WIB 
Aku meneteskan air mata . . .





Thursday 29 October 2015

Happy 21th Birthday, Gita Oxtaria


"Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday To Me"

 Saya berdoa pada hari ini semoga saya diberikan umur yang panjang, berusaha membahagiakan orang tua, selalu diberikan kebahagiaan tanpa henti, selalu sehat, selalu semangat, dan selalu bersyukur. 

Semoga hal baik apapun yang kalian doakan di hari ulang tahun saya ini, bisa terkabul dalam hidup kalian juga. Terima kasih. Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun Gita Oxtaria :))






Saturday 10 October 2015

Twenty Days Again . . .



Siang hari, tepat pukul 13:20 WIB, hari ini begitu panas cuaca di luar. Mungkin matahari sedang mengamuk pada dunia, dan aku lebih memilih berdiam diri di dalam rumah, merawat papah yang keadaannya sedang tidak sehat.

Sudah hampir seminggu lebih papah sakit. Minggu kemarin sempat di rawat di Rumah Sakit selama 3 hari, dan dokter pun sudah mengizinkan papah untuk istirahat di rumah. Tapi, kemarin papah drop lagi, tensi darahnya naik kembali. Akhirnya aku, mamah, dan papah kembali ke Rumah Sakit untuk ngecek kesehatan papah. Alhamdulillah, papah ga di opname lagi. Dokter cuma ganti semua obat-obat papah, dan pas dicek lagi tensinya udah kembali normal.

Jujur, selama papah sakit, aku sedih. Apalagi kalau tensi papah udah naik. Aku takut sama papah yang bawaannya pengen marah terus. Sampai aku pernah berfikir untuk diem aja, ga mau ngomong apapun sama papah. Karena, aku gamau ngelakuin suatu kesalahan yang akhirnya bisa buat papah marah. Kalau papah ngomong atau nyuruh untuk ambilin sesuatu, sebisa mungkin aku ga mau ngebuat papah nunggu lama. Karena hal sepele pun bisa ngebuat papah marah :'(

Sebenernya, aku pengen banget ngomong sama papah, apa yang ada dipikiran papah ? Papah mikirin apasih ? Kenapa papah jadi sakit gini ? Aku pengen jadi pendengar buat papah, walaupun aku tau, mungkin aku ga bisa bantu dari apa yang papah dipikirin.

Hari berganti hari, dan sekarang tinggal 20 hari lagi aku di sini, 20 hari lagi aku menemani papah di rumah, dan papah masih dalam keadaan sakit. Pernah sempat mikir, apa karena aku makanya papah jadi sakit gini ? Papah mikirin aku yang bakalan pergi dan tinggal jauh di kota orang ? Apa bener pah ? :( 
Kalau emang itu bener, aku mesti gimana pah ? :( di satu sisi, aku pengen papah sehat, aku ga mau jadi masalah yang ngebuat papah jadi sakit. Tapi, di sisi lain aku mau lanjut kuliah aku pah. Bukannya memang papah waktu itu sudah mengizinkan aku untuk lanjut kuliah ? :( Pah, aku mohon, jangan pernah khawatir sama aku. Insha Allah aku bakalan baik-baik aja pah di sana. Aku juga inget semua pesan papah. Aku juga bakalan pulang kok pah nanti :(

Ya Allah, tolong angkat dan sembuhkan sakit papah ya Allah. Hamba tidak sanggup melihat papah sakit seperti ini. Beri papah kekuatan untuk melawan sakitnya. Ampuni dosa-dosa papah ya Allah. Aku sayang papah, aku pengen papah sehat terus, kembali beraktivitas seperti biasanya :")

Tinggal 20 hari lagi, sisa-sisa keberadaan aku di sini. Aku mohon ya Allah, sembuhkan papah. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri, jika nanti kepergianku hanya menambah parah sakit papah :"(

Papah pasti sehat !!!!! Lawan sakitnya ya pah. Aku sayang papah  . . . :')





Aku menulis ini sambil melihat papah yang sedang terbaring di tempat tidur.
Wajahnya pucat, tidak seperti biasanya.
Aku rindu papah dengan segala keceriaannya menghiasi rumah . . .




Wednesday 7 October 2015

Pertemuan Pertama



Untuk seseorang yang sudah menemani hari ini. Untuk seseorang yang membuat tawa di setiap obrolan. Untuk seseorang yang telah berhasil membuat jantung berdetak dengan cepat. Selamat malam, kamu!

Baru beberapa jam kita berpisah, tapi aku masih saja terbayang akan pertemuan kita hari ini. Tidak pernah terfikir bahwa kamu akan menemuiku di sini. Tidak pernah terbayang, seseorang yang hanya bisa dilihat dari sebuah foto, seseorang yang hanya bisa dibayangkan dalam benak, kini ia berdiri di hadapanku. Begitu jelas mata memandang dan sekejap mataku tidak berkedip sedikitpun. Aku masih belum percaya, ini jelas tapi seperti mimpi. 

Kita menyusuri jalan sambil mengobrol hal-hal yang memang tidak begitu penting, dan aku masih juga belum mempercayai sosok orang yang sedang berbicara ini. Sesekali aku mencuri waktu untuk melihatmu, menyakinkan kembali kepada diriku sendiri, apakah ini nyata ? Huft. Memang benar.

Singkat cerita kita tiba di suatu mall. Kamu mengajak aku untuk menonton film. Tapi ternyata, jadwal film hari ini begitu sangat membosankan. Akhirnya kamu mengajak aku untuk pergi ke tempat saudaramu. Sebelum menuju ke rumahnya, kita berhenti untuk membeli buah tangan untuk mereka. Terutama untuk si kembar. Bisa dibilang mereka adalah keponakanmu.

Sesampainya di sana, aku cukup gugup. Melihat kenyataannya bahwa aku memang kurang akrab dengan anak-anak. Kamu memaklumi itu dan menyakinkanku untuk jangan takut gaje menghadapi mereka. Dan ternyata benar, aku benar-benar belum bisa mengakrabkan diri kepada mereka. Mungkin mereka heran, siapa wanita misterius ini. Aku cukup kagum melihat sikapmu memperlakukan mereka. Begitu juga sebaliknya. Mereka begitu manja terhadapmu.

Kita pamit dan melanjutkan perjalanan. Kita berhenti di suatu tempat. Di sana kita duduk bersama, memesan kopi bersama, dan mengobrol lebih banyak lagi. Dari cerita semasa SMA, cerita hobi olahraga, sampai cerita keinginanmu untuk melanjutkan studi. Begitu tenang saat mendengarkan ia berbicara, dua mata yang begitu serius menatap, membuat aku kebingungan untuk membalas tatapannya. Tanpa sadar langit pun sudah gelap dan kita bergegas untuk pulang.

Aku tidak menceritakan begitu detail di sini. Aku hanya merekam setiap moment yang telah kita lewati di dalam ingatanku. Aku menyadari, ini memang bukan mimpi. Begitu senangnya hari ini terlebih kamu memberikan aku sebuah bunga mawar dan cokelat. Katamu, "Selamat wisuda dan salam kenal yaaa" dan kitapun bersalaman sebagai tanda awal perkenalan kita ^^
Aku sedikit tidak percaya, saat kamu berkata bahwa aku adalah orang pertama yang kamu beri bunga. Mendengar hal itu aku semakin tidak terarah, melayang, dan menari-nari dalam kebahagiaan.

Aku ingin mengucapkan terima kasih untukmu. Terima kasih sudah membuat aku tidak percaya, terima kasih telah membuat gugup dan salah tingkah, terima kasih telah menunjukkan senyuman yang aku nanti-nantikan sejak dulu, terima kasih telah menyadarkan kembali bagaimana rasanya menjadi wanita seutuhnya. Terima kasih juga sudah membuat aku lupa, bahwa hari ini adalah hari peringatan aku sudah menyendiri selama 3 tahun, dan aku sama sekali tidak merasakan kesedihan.

Terakhir, aku berharap semoga suatu saat nanti kita masih diizinkan untuk bertemu. Entah bertemu dalam mimpi ataupun dalam nyata.
Entah di tempat dan suasana yang berbeda, atau tidak sama sekali :))





Malam ini turun hujan. 
Hujan dengan segala keajaibannya, mampu membuat manusia terbayang dalam ingatan. 
Dan aku terkenang DIA tiba-tiba ^^





Dan Pada Akhirnya



Aku terbaring lemah. Mataku berair. Nafas tak cukup, seperti kekurangan oksigen. Aku melihat sekitarku. Aku melihat sesuatu hal yang terjadi pada diriku. Malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Aku sadar apa yang telah terjadi hari ini. Namun, entah mengapa aku masih pura-pura tidak tahu apa yang sudah terjadi.

Selang beberapa menit, sejenak aku terdiam, aku memahami semua kenyataan hari ini. Aku sadar bahwa hari dimana perpisahan yang dulu tidak aku nantikan dengan cepat, kini telah terlewati. Hari ini adalah hari perpisahan itu. Aku berpisah dengan orang-orang yang amat sangat aku sayangi. Tidak ada lagi wajah-wajah yang selalu aku lihat, tidak ada lagi pertengkaran, tidak ada lagi teriakan, tidak ada lagi yang membuat kesal. Semuanya tidak akan ada lagi. Kehidupanku telah berbeda. Suasana, lingkungan, dan orang-orang baru inilah yang akan mengawali cerita kehidupanku. Seperti lembar kertas yang siap untuk ditulis lagi dengan berbagai macam cerita.

Ya, inilah kehidupan yang sesungguhnya. Dan pada akhirnya aku harus membiasakan diri tanpa mereka. Aku harus membiasakan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan mereka. Wajah yang selalu terlihat, kini hanya terukir sebuah bayangan. Aku hanya bisa mengingat kenangan-kenangan itu. Aku hanya bisa memandangi foto, tanpa bisa melihat langsung bahkan menyentuh tangan itu. Aku yakin semua ini akan ada hikmahnya. Aku akan merindukan kota kelahiranku, Bandar Lampung beserta isinya :")





Garut, tepat pukul 20.40 WIB 
Aku meneteskan air mata . . .





Happy 21th Birthday, Gita Oxtaria


"Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday To Me"

 Saya berdoa pada hari ini semoga saya diberikan umur yang panjang, berusaha membahagiakan orang tua, selalu diberikan kebahagiaan tanpa henti, selalu sehat, selalu semangat, dan selalu bersyukur. 

Semoga hal baik apapun yang kalian doakan di hari ulang tahun saya ini, bisa terkabul dalam hidup kalian juga. Terima kasih. Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun Gita Oxtaria :))






Twenty Days Again . . .



Siang hari, tepat pukul 13:20 WIB, hari ini begitu panas cuaca di luar. Mungkin matahari sedang mengamuk pada dunia, dan aku lebih memilih berdiam diri di dalam rumah, merawat papah yang keadaannya sedang tidak sehat.

Sudah hampir seminggu lebih papah sakit. Minggu kemarin sempat di rawat di Rumah Sakit selama 3 hari, dan dokter pun sudah mengizinkan papah untuk istirahat di rumah. Tapi, kemarin papah drop lagi, tensi darahnya naik kembali. Akhirnya aku, mamah, dan papah kembali ke Rumah Sakit untuk ngecek kesehatan papah. Alhamdulillah, papah ga di opname lagi. Dokter cuma ganti semua obat-obat papah, dan pas dicek lagi tensinya udah kembali normal.

Jujur, selama papah sakit, aku sedih. Apalagi kalau tensi papah udah naik. Aku takut sama papah yang bawaannya pengen marah terus. Sampai aku pernah berfikir untuk diem aja, ga mau ngomong apapun sama papah. Karena, aku gamau ngelakuin suatu kesalahan yang akhirnya bisa buat papah marah. Kalau papah ngomong atau nyuruh untuk ambilin sesuatu, sebisa mungkin aku ga mau ngebuat papah nunggu lama. Karena hal sepele pun bisa ngebuat papah marah :'(

Sebenernya, aku pengen banget ngomong sama papah, apa yang ada dipikiran papah ? Papah mikirin apasih ? Kenapa papah jadi sakit gini ? Aku pengen jadi pendengar buat papah, walaupun aku tau, mungkin aku ga bisa bantu dari apa yang papah dipikirin.

Hari berganti hari, dan sekarang tinggal 20 hari lagi aku di sini, 20 hari lagi aku menemani papah di rumah, dan papah masih dalam keadaan sakit. Pernah sempat mikir, apa karena aku makanya papah jadi sakit gini ? Papah mikirin aku yang bakalan pergi dan tinggal jauh di kota orang ? Apa bener pah ? :( 
Kalau emang itu bener, aku mesti gimana pah ? :( di satu sisi, aku pengen papah sehat, aku ga mau jadi masalah yang ngebuat papah jadi sakit. Tapi, di sisi lain aku mau lanjut kuliah aku pah. Bukannya memang papah waktu itu sudah mengizinkan aku untuk lanjut kuliah ? :( Pah, aku mohon, jangan pernah khawatir sama aku. Insha Allah aku bakalan baik-baik aja pah di sana. Aku juga inget semua pesan papah. Aku juga bakalan pulang kok pah nanti :(

Ya Allah, tolong angkat dan sembuhkan sakit papah ya Allah. Hamba tidak sanggup melihat papah sakit seperti ini. Beri papah kekuatan untuk melawan sakitnya. Ampuni dosa-dosa papah ya Allah. Aku sayang papah, aku pengen papah sehat terus, kembali beraktivitas seperti biasanya :")

Tinggal 20 hari lagi, sisa-sisa keberadaan aku di sini. Aku mohon ya Allah, sembuhkan papah. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri, jika nanti kepergianku hanya menambah parah sakit papah :"(

Papah pasti sehat !!!!! Lawan sakitnya ya pah. Aku sayang papah  . . . :')





Aku menulis ini sambil melihat papah yang sedang terbaring di tempat tidur.
Wajahnya pucat, tidak seperti biasanya.
Aku rindu papah dengan segala keceriaannya menghiasi rumah . . .




Pertemuan Pertama



Untuk seseorang yang sudah menemani hari ini. Untuk seseorang yang membuat tawa di setiap obrolan. Untuk seseorang yang telah berhasil membuat jantung berdetak dengan cepat. Selamat malam, kamu!

Baru beberapa jam kita berpisah, tapi aku masih saja terbayang akan pertemuan kita hari ini. Tidak pernah terfikir bahwa kamu akan menemuiku di sini. Tidak pernah terbayang, seseorang yang hanya bisa dilihat dari sebuah foto, seseorang yang hanya bisa dibayangkan dalam benak, kini ia berdiri di hadapanku. Begitu jelas mata memandang dan sekejap mataku tidak berkedip sedikitpun. Aku masih belum percaya, ini jelas tapi seperti mimpi. 

Kita menyusuri jalan sambil mengobrol hal-hal yang memang tidak begitu penting, dan aku masih juga belum mempercayai sosok orang yang sedang berbicara ini. Sesekali aku mencuri waktu untuk melihatmu, menyakinkan kembali kepada diriku sendiri, apakah ini nyata ? Huft. Memang benar.

Singkat cerita kita tiba di suatu mall. Kamu mengajak aku untuk menonton film. Tapi ternyata, jadwal film hari ini begitu sangat membosankan. Akhirnya kamu mengajak aku untuk pergi ke tempat saudaramu. Sebelum menuju ke rumahnya, kita berhenti untuk membeli buah tangan untuk mereka. Terutama untuk si kembar. Bisa dibilang mereka adalah keponakanmu.

Sesampainya di sana, aku cukup gugup. Melihat kenyataannya bahwa aku memang kurang akrab dengan anak-anak. Kamu memaklumi itu dan menyakinkanku untuk jangan takut gaje menghadapi mereka. Dan ternyata benar, aku benar-benar belum bisa mengakrabkan diri kepada mereka. Mungkin mereka heran, siapa wanita misterius ini. Aku cukup kagum melihat sikapmu memperlakukan mereka. Begitu juga sebaliknya. Mereka begitu manja terhadapmu.

Kita pamit dan melanjutkan perjalanan. Kita berhenti di suatu tempat. Di sana kita duduk bersama, memesan kopi bersama, dan mengobrol lebih banyak lagi. Dari cerita semasa SMA, cerita hobi olahraga, sampai cerita keinginanmu untuk melanjutkan studi. Begitu tenang saat mendengarkan ia berbicara, dua mata yang begitu serius menatap, membuat aku kebingungan untuk membalas tatapannya. Tanpa sadar langit pun sudah gelap dan kita bergegas untuk pulang.

Aku tidak menceritakan begitu detail di sini. Aku hanya merekam setiap moment yang telah kita lewati di dalam ingatanku. Aku menyadari, ini memang bukan mimpi. Begitu senangnya hari ini terlebih kamu memberikan aku sebuah bunga mawar dan cokelat. Katamu, "Selamat wisuda dan salam kenal yaaa" dan kitapun bersalaman sebagai tanda awal perkenalan kita ^^
Aku sedikit tidak percaya, saat kamu berkata bahwa aku adalah orang pertama yang kamu beri bunga. Mendengar hal itu aku semakin tidak terarah, melayang, dan menari-nari dalam kebahagiaan.

Aku ingin mengucapkan terima kasih untukmu. Terima kasih sudah membuat aku tidak percaya, terima kasih telah membuat gugup dan salah tingkah, terima kasih telah menunjukkan senyuman yang aku nanti-nantikan sejak dulu, terima kasih telah menyadarkan kembali bagaimana rasanya menjadi wanita seutuhnya. Terima kasih juga sudah membuat aku lupa, bahwa hari ini adalah hari peringatan aku sudah menyendiri selama 3 tahun, dan aku sama sekali tidak merasakan kesedihan.

Terakhir, aku berharap semoga suatu saat nanti kita masih diizinkan untuk bertemu. Entah bertemu dalam mimpi ataupun dalam nyata.
Entah di tempat dan suasana yang berbeda, atau tidak sama sekali :))





Malam ini turun hujan. 
Hujan dengan segala keajaibannya, mampu membuat manusia terbayang dalam ingatan. 
Dan aku terkenang DIA tiba-tiba ^^