Sunday 28 December 2014

Untuk Kakak Koki ^^


Aku sedang mengingat seseorang yang dulu pernah ada didalam keseharianku. Seseorang yang pernah menyelinap masuk kedalam otakku bahkan hatiku. "Kakak koki", begitulah panggilan yang aku ciptakan saat memanggil dirinya. Dan dia juga menciptakan panggilan saat memanggilku dengan sebutan "Mba". Sampai saat ini aku tidak mengetahui apa alasanmu memanggilku dengan sebutan itu, padahal umur kita tidak berbeda. 

Aku sedih, kini sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan pesan satu sama lain. Sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan foto selfie yang begitu narsis. Dan sudah hampir 2 bulan juga kamu tidak lagi mengganggu rutinitasku. Aku merasa kehilangan saat mengetahui bahwa kamu sudah tidak lagi menggangguku, walaupun kerap aku begitu kesal meladenimu. Apa kabar kamu, kakak koki ? Apa kamu baik-baik saja ? Apa kamu masih mengingat aku ? Aku benar-benar rindu padamu.

Awalnya aku menghiraukan kehilanganmu, aku benar-benar tidak peduli saat itu. Aku menyadari, dulu kamu memang bukan prioritas utamaku, tapi kini aku malah sibuk mencari kabarmu. Hmm, berbicara tentangmu, aku jadi ingin bercerita bagaimana dulu kita berkenalan. Kita diperkenalkan oleh teman SMA ku yang kini menjadi pacar sahabatmu. Awalnya aku tidak mengira jika akan seperti ini, karena aku bukan tipe yang hanya bisa berkenalan dan jatuh cinta melalui tulisan. Tanpa melihat mata dan tanpa bercakap langsung. 

Aku mengingat betul bagaimana dulu aku begitu dingin saat pertama kali kamu mengirimkan bbm padaku. Kita berkenalan dan memulai mengenali satu persatu. Aku baru tahu, bahwa keberadaanmu di Bogor melakukan rutinitas sebagai koki. Jujur saja, baru kali ini aku diperkenalkan dengan sosok laki-laki yang jago masak bahkan sampai dengan sebutan "koki". Saat mendengar bahwa kamu koki, aku begitu tertarik untuk mengenalmu lebih jauh. Dan asal kamu tahu, yang ada didalam pikiranku adalah, aku akan selalu bahagia dimasakkan olehmu, aku tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk membeli makanan. Sungguh lamunan yang begitu konyol bukan ? Walaupun aku juga sudah jujur padamu bahwa aku tidak sama sekali menggemari masak. Mungkin saat mendengar itu kamu merasakan ilfeel yang luar biasa atau bahkan kamu langsung memblock namaku dari daftar nama wanita idaman mertua. Selain itu aku juga baru tahu bahwa kamu adalah seseorang yang hanya merantau ke kota orang. Kamu berdomisili di Bandar Lampung, ya disini dikotaku. 

Singkat cerita, aku sudah mulai mencair dengan suasana yang kamu buat. Setiap hari kamu menyuapkan kalimat-kalimat gombal kepadaku. Yaaa, memang disetiap pernyataanmu aku selalu malas meladenimu, tapi kejujuran tidak pernah bisa berbohong, bahwa aku senang. Selain itu, kamu selalu meminta foto selfieku. Entah disaat pagi hari, saat aku baru bangun dari tidur, dan entah saat aku sedang melakukan aktivitas lainnya. Dan tanpa aku minta, kamu juga sering mengirimkan aku foto selfiemu. Sesekali aku melihat,ternyata  kamu begitu manis saat tersenyum. Akan lebih manis lagi, apabila aku bisa melihat langsung senyum itu.

Kamu pernah bertanya kepadaku tentang keahlianku dalam hal memasak. Aku pun menjawab bahwa aku memang pencinta makanan tetapi aku tidak jago dalam hal memasak. Saat mendengar jawabanku tersebut, kamu kembali bertanya, "Bukankah seorang perempuan harus bisa memasak ? Bagaimana bisa dicintai pasangan, jika memasakpun kamu tidak bisa". Pertanyaan yang kamu tanyakan saat itu begitu menampar hatiku. Dan akupun menjawab dengan tegas bahwa "Aku memang tidak bisa memasak, tapi aku punya cara tersendiri untuk dicintai oleh pasanganku kelak". Kamu tertawa dan tersenyum kecil saat itu, aku mengartikan semuanya dengan emote yang kamu kirimkan padaku. Kamu bilang "bisa aja", yaaaa aku bisa saja melakukan apapun untuk kebahagiaan pasanganku kelak (berbicara dalam hati)

Saat menulis seperti ini, aku semakin rindu padamu, semakin mengingat obrolan-obrolan kita terdahulu. Oh ya kakak koki, apa kamu ingat saat kamu memberi tantangan padaku untuk dibuatkan mie ? Aku sampai-sampai mencari bantuan di mbah google, demi mendapatkan resep yang pas. Sampai saat ini aku masih menyimpan laman resep itu. Aku menunggu kamu menagih hutang itu padaku.

Oh ya kakak koki, sebenarnya sampai detik ini bukan aku tidak mengetahui kabarmu. Sempat beberapa pekan yang lalu aku mendapat kabar dari teman SMA ku dulu, bahwa kamu baru saja mendapat musibah, handphone mu hilang. Saat mendengar itu, aku turut prihatin. Pantas saja kamu sudah tidak lagi muncul di recent update ku. Kamu tidak lagi mengirimkan bbm padaku. Aku benar-benar seperti kehilangan arah, bahkan sempat aku menganggap kehilanganmu ini adalah kamu memang hanya singgah sebentar di halte ku saat itu. Tapi, saat mendengar kabar itu aku menjadi semangat untuk menunggumu lagi, walaupun aku tahu tidak akan pernah bisa ditentukan kapan saatnya tiba. 
Aku sempat mengirimimu salam melalui teman SMA ku itu, dan saat dia berada di Bogor untuk menjenguk pacarnya, salamku pun tersampaikan. Aku senang saat mendengar bahwa ternyata salamku tersampaikan bahkan mendapat balasan darimu. Di dalam salam itu kamu berkata, bahwa kamu akan menghubungiku saat semuanya sudah kembali. Yaaa, aku tidak menaruh harapan besar saat mendengar balasan itu, tapi entah mengapa aku masih saja ingin menunggu kabar darimu kelak.

Kita tidak pernah bertemu bahkan mendengar suaramu saja tidak pernah apalagi melihat langsung matamu. Tapi mengapa aku begitu yakin padamu, saat mengetahui segala tentangmu. Mungkin aku sudah jatuh hati, mungkin pula aku juga sudah sedikit menaruh hati padamu. Entahlah, perasaanku dan semangatku sering berubah-ubah, kadang naik kadang pula turun.

Baiklah, aku ingin menyudahi bercerita tentangmu, karena aku semakin tak kuasa menahan hasrat ingin bertemu denganmu. Terakhir, untuk kakak koki yang ada disana, jika kamu membaca tulisan ini, mungkin kamu bisa mengartikan apa arti semua ini ? Dan segeralah beritahu aku kabarmu, karena aku akan selalu menantikan kabar itu . . .





Andai saja foto-fotomu masih tersimpan digaleri handphoneku
Mungkin aku tidak akan sekacau ini saat merindukanmu  . . .




Untuk Kakak Koki ^^


Aku sedang mengingat seseorang yang dulu pernah ada didalam keseharianku. Seseorang yang pernah menyelinap masuk kedalam otakku bahkan hatiku. "Kakak koki", begitulah panggilan yang aku ciptakan saat memanggil dirinya. Dan dia juga menciptakan panggilan saat memanggilku dengan sebutan "Mba". Sampai saat ini aku tidak mengetahui apa alasanmu memanggilku dengan sebutan itu, padahal umur kita tidak berbeda. 

Aku sedih, kini sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan pesan satu sama lain. Sudah hampir 2 bulan kita tidak saling mengirimkan foto selfie yang begitu narsis. Dan sudah hampir 2 bulan juga kamu tidak lagi mengganggu rutinitasku. Aku merasa kehilangan saat mengetahui bahwa kamu sudah tidak lagi menggangguku, walaupun kerap aku begitu kesal meladenimu. Apa kabar kamu, kakak koki ? Apa kamu baik-baik saja ? Apa kamu masih mengingat aku ? Aku benar-benar rindu padamu.

Awalnya aku menghiraukan kehilanganmu, aku benar-benar tidak peduli saat itu. Aku menyadari, dulu kamu memang bukan prioritas utamaku, tapi kini aku malah sibuk mencari kabarmu. Hmm, berbicara tentangmu, aku jadi ingin bercerita bagaimana dulu kita berkenalan. Kita diperkenalkan oleh teman SMA ku yang kini menjadi pacar sahabatmu. Awalnya aku tidak mengira jika akan seperti ini, karena aku bukan tipe yang hanya bisa berkenalan dan jatuh cinta melalui tulisan. Tanpa melihat mata dan tanpa bercakap langsung. 

Aku mengingat betul bagaimana dulu aku begitu dingin saat pertama kali kamu mengirimkan bbm padaku. Kita berkenalan dan memulai mengenali satu persatu. Aku baru tahu, bahwa keberadaanmu di Bogor melakukan rutinitas sebagai koki. Jujur saja, baru kali ini aku diperkenalkan dengan sosok laki-laki yang jago masak bahkan sampai dengan sebutan "koki". Saat mendengar bahwa kamu koki, aku begitu tertarik untuk mengenalmu lebih jauh. Dan asal kamu tahu, yang ada didalam pikiranku adalah, aku akan selalu bahagia dimasakkan olehmu, aku tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk membeli makanan. Sungguh lamunan yang begitu konyol bukan ? Walaupun aku juga sudah jujur padamu bahwa aku tidak sama sekali menggemari masak. Mungkin saat mendengar itu kamu merasakan ilfeel yang luar biasa atau bahkan kamu langsung memblock namaku dari daftar nama wanita idaman mertua. Selain itu aku juga baru tahu bahwa kamu adalah seseorang yang hanya merantau ke kota orang. Kamu berdomisili di Bandar Lampung, ya disini dikotaku. 

Singkat cerita, aku sudah mulai mencair dengan suasana yang kamu buat. Setiap hari kamu menyuapkan kalimat-kalimat gombal kepadaku. Yaaa, memang disetiap pernyataanmu aku selalu malas meladenimu, tapi kejujuran tidak pernah bisa berbohong, bahwa aku senang. Selain itu, kamu selalu meminta foto selfieku. Entah disaat pagi hari, saat aku baru bangun dari tidur, dan entah saat aku sedang melakukan aktivitas lainnya. Dan tanpa aku minta, kamu juga sering mengirimkan aku foto selfiemu. Sesekali aku melihat,ternyata  kamu begitu manis saat tersenyum. Akan lebih manis lagi, apabila aku bisa melihat langsung senyum itu.

Kamu pernah bertanya kepadaku tentang keahlianku dalam hal memasak. Aku pun menjawab bahwa aku memang pencinta makanan tetapi aku tidak jago dalam hal memasak. Saat mendengar jawabanku tersebut, kamu kembali bertanya, "Bukankah seorang perempuan harus bisa memasak ? Bagaimana bisa dicintai pasangan, jika memasakpun kamu tidak bisa". Pertanyaan yang kamu tanyakan saat itu begitu menampar hatiku. Dan akupun menjawab dengan tegas bahwa "Aku memang tidak bisa memasak, tapi aku punya cara tersendiri untuk dicintai oleh pasanganku kelak". Kamu tertawa dan tersenyum kecil saat itu, aku mengartikan semuanya dengan emote yang kamu kirimkan padaku. Kamu bilang "bisa aja", yaaaa aku bisa saja melakukan apapun untuk kebahagiaan pasanganku kelak (berbicara dalam hati)

Saat menulis seperti ini, aku semakin rindu padamu, semakin mengingat obrolan-obrolan kita terdahulu. Oh ya kakak koki, apa kamu ingat saat kamu memberi tantangan padaku untuk dibuatkan mie ? Aku sampai-sampai mencari bantuan di mbah google, demi mendapatkan resep yang pas. Sampai saat ini aku masih menyimpan laman resep itu. Aku menunggu kamu menagih hutang itu padaku.

Oh ya kakak koki, sebenarnya sampai detik ini bukan aku tidak mengetahui kabarmu. Sempat beberapa pekan yang lalu aku mendapat kabar dari teman SMA ku dulu, bahwa kamu baru saja mendapat musibah, handphone mu hilang. Saat mendengar itu, aku turut prihatin. Pantas saja kamu sudah tidak lagi muncul di recent update ku. Kamu tidak lagi mengirimkan bbm padaku. Aku benar-benar seperti kehilangan arah, bahkan sempat aku menganggap kehilanganmu ini adalah kamu memang hanya singgah sebentar di halte ku saat itu. Tapi, saat mendengar kabar itu aku menjadi semangat untuk menunggumu lagi, walaupun aku tahu tidak akan pernah bisa ditentukan kapan saatnya tiba. 
Aku sempat mengirimimu salam melalui teman SMA ku itu, dan saat dia berada di Bogor untuk menjenguk pacarnya, salamku pun tersampaikan. Aku senang saat mendengar bahwa ternyata salamku tersampaikan bahkan mendapat balasan darimu. Di dalam salam itu kamu berkata, bahwa kamu akan menghubungiku saat semuanya sudah kembali. Yaaa, aku tidak menaruh harapan besar saat mendengar balasan itu, tapi entah mengapa aku masih saja ingin menunggu kabar darimu kelak.

Kita tidak pernah bertemu bahkan mendengar suaramu saja tidak pernah apalagi melihat langsung matamu. Tapi mengapa aku begitu yakin padamu, saat mengetahui segala tentangmu. Mungkin aku sudah jatuh hati, mungkin pula aku juga sudah sedikit menaruh hati padamu. Entahlah, perasaanku dan semangatku sering berubah-ubah, kadang naik kadang pula turun.

Baiklah, aku ingin menyudahi bercerita tentangmu, karena aku semakin tak kuasa menahan hasrat ingin bertemu denganmu. Terakhir, untuk kakak koki yang ada disana, jika kamu membaca tulisan ini, mungkin kamu bisa mengartikan apa arti semua ini ? Dan segeralah beritahu aku kabarmu, karena aku akan selalu menantikan kabar itu . . .





Andai saja foto-fotomu masih tersimpan digaleri handphoneku
Mungkin aku tidak akan sekacau ini saat merindukanmu  . . .