Friday 28 November 2014

Merindukan Utuh


Ada yang kosong, ada yang tak lengkap
Ada yang hilang, jika hadirnya tak dekat
Ada yang sunyi, ada yang sepi
Ada yang redup, kalau tak ada yang menggenggam jemari

Aku kehilangan
Seperti jiwa pergi meninggalkan raga
Seperti pelangi pergi meninggalkan hujan

Aku menyusuri jalan, tanpa tahu aku dimana
Berada di tengah keramaian, tanpa merasakan adanya kebahagiaan
Kadang aku berfikir, apakah aku memang sosok mayat hidup ?
Atau seseorang yang sedang hilang ingatan ? Atau bahkan mungkin autis ? Entahlah, hatiku kosong, hampa, atau mungkin terlalu penuh hingga aku tidak mampu menerjemahkannya

Ada sesuatu yang sedang terjadi pada diriku. Tanpa aku tahu apa yang aku alami, tanpa aku tahu apa yang aku rasa. Aku tak utuh, benar-benar tidak utuh

Aku hanya ingin berteman dalam bisu, memperbanyak diam dalam kegelapan. Aku tidak ingin mendengar apalagi berbicara. Hanya kesendirian yang mengerti aku saat ini. Keramaian hanya memperparah keadaan, di saat sekeliling tidak mengerti apa yang aku mau.

Sampai kapan aku tak utuh seperti ini ?
Sampai kapan aku berhenti dalam sepi ?

Aku merindukan aku yang dulu. Merindukan saat semuanya memang baik-baik saja
Aku merindukan aku yang utuh. Tanpa tahu apa yang telah hilang ...







Gelap. Hening. Mencekam.
Aku terhempas . . .



Merindukan Utuh


Ada yang kosong, ada yang tak lengkap
Ada yang hilang, jika hadirnya tak dekat
Ada yang sunyi, ada yang sepi
Ada yang redup, kalau tak ada yang menggenggam jemari

Aku kehilangan
Seperti jiwa pergi meninggalkan raga
Seperti pelangi pergi meninggalkan hujan

Aku menyusuri jalan, tanpa tahu aku dimana
Berada di tengah keramaian, tanpa merasakan adanya kebahagiaan
Kadang aku berfikir, apakah aku memang sosok mayat hidup ?
Atau seseorang yang sedang hilang ingatan ? Atau bahkan mungkin autis ? Entahlah, hatiku kosong, hampa, atau mungkin terlalu penuh hingga aku tidak mampu menerjemahkannya

Ada sesuatu yang sedang terjadi pada diriku. Tanpa aku tahu apa yang aku alami, tanpa aku tahu apa yang aku rasa. Aku tak utuh, benar-benar tidak utuh

Aku hanya ingin berteman dalam bisu, memperbanyak diam dalam kegelapan. Aku tidak ingin mendengar apalagi berbicara. Hanya kesendirian yang mengerti aku saat ini. Keramaian hanya memperparah keadaan, di saat sekeliling tidak mengerti apa yang aku mau.

Sampai kapan aku tak utuh seperti ini ?
Sampai kapan aku berhenti dalam sepi ?

Aku merindukan aku yang dulu. Merindukan saat semuanya memang baik-baik saja
Aku merindukan aku yang utuh. Tanpa tahu apa yang telah hilang ...







Gelap. Hening. Mencekam.
Aku terhempas . . .